Daftar Buku

Tuesday 7 April 2009

Perkembangan Wilayah Serpong

Kawasan Prospektif setelah DKI Jakarta

SH/Rudy Victor Sinaga
BUMI SERPONG DAMAI (BSD) – Pembangunan areal komersial di
Serpong, salah satunya di BSD, sama pesatnya dengan aktivitas penyediaan
perumahan yang layak huni.


JAKARTA – Tidak banyak dari kita pernah membayangkan “wajah” dari kawasan Serpong akan berubah sedemikian drastisnya hingga menjadi seperti saat ini. Satu dekade silam, kawasan ini masih jarang dihuni.

Perumahan yang bagus hanya satu dua. Demikian pula toko-toko tidak banyak. Yang bikin pening kepala adalah sulitnya akses bagi mereka yang tinggal di Serpong bila ingin ke Jakarta.
Dan sekarang yang “terhidang” di depan mata adalah ruko-ruko, mal, dan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang berjejer di sepanjang Jalan Serpong Raya. Jalan utama yang sebenarnya bisa dilalui enam kendaraan sekaligus itu, pada jam kerja di hari biasa lebih-lebih di hari Sabtu-Minggu seringkali macet. Penuh sesak, itulah kesan pertama bila keluar dari exit tol dan akan masuk ke Serpong.
Perkembangan kawasan Serpong khususnya di sektor properti sangatlah fantastis. Developer atau pengembang banyak yang membangun perumahan di kawasan itu, di antaranya Melati Mas (500 hektare). Salah satunya kini meluncurkan Melati Mas Residence, Bumi Serpong Damai (BSD) City, yang mengembangkan 6.000 hektare lahan, Summarecon Serpong dengan lahan seluas 1.200 hektare, membangun Gading Serpong Permai, Alam Sutera seluas 1.700 hektare yang dikembangkan oleh PT Alfa Goldland Realty, dan pengembang lainnya yang menawarkan perumahan seperti Villa Serpong dan Serpong Park.
BSD City yang dikenal sebagai yang terbesar disana, hingga kini sudah menjual sekitar 18.000 unit rumah dan dari jumlah itu 15.000 unit sudah dihuni. Bila dihitung, penghuni BSD City berjumlah kurang lebih 100.000 orang, dari rencana sekitar 600.000 orang.
Bagaimana dengan ruko? Di Serpong sudah berdiri ribuan toko. Gading Serpong misalnya, hingga kini punya 1.500 ruko, BSD City kurang lebih 750 ruko, dan akan bertambah dengan hadirnya ITC dan pengembangan kawasan komersial lain. Villa Melati Mas membangun 300 ruko, Alam Sutera juga mengembangkan Sutera Niaga 2 dan Sutera Niaga 3, menjadikan Serpong kaya akan ruko untuk tempat usaha.

Prospektif
Tak mengherankan bila Panangian Simanungkalit, Direktur Pusat Studi Properti Indonesia, menyebut kawasan Serpong sangat berpotensi menjadi kota dalam kawasan Jabodetabek (Greater Jakarta). Penilaiannya itu didasari dengan luas kawasan Serpong yang kurang lebih mencapai 10.000 hektare akan dihuni sekitar 2 juta penduduk.
Menurutnya, kecepatan membangun kawasan Serpong sekarang sudah hampir tidak sebanding dengan percepatan kenaikan harga tanah di wilayah itu. Oleh karena itu, ia optimistis kawasan Serpong akan menjadi kota tersendiri/mandiri.
“Kawasan yang prospektif di Jabodetabek salah satunya adalah Serpong. Ia menjadi prospektif karena dekat dengan Tangerang yang merupakan kawasan industri,” ujarnya.
Sejauh ini perkembangan di Serpong masih sejalan dengan rencana tata ruang yang disusun. Asisten I Pemerintah Daerah Tangerang, Bunyamin Davnie, pernah menyatakan, rencana induk dan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) memang mengarahkan Serpong sebagai kawasan bisnis dan perdagangan internasional di masa depan. Karena itu, dirinya menyambut baik perkembangan industri dan komersial yang terjadi di BSD City, Gading Serpong, dan lokasi lain yang dikembangkan pengembang lain.
Dari sisi fasilitas yang menunjang denyut sebuah kota, Serpong cukup representatif. Untuk sarana olahraga, di sini terdapat dua lapangan golf yaitu di BSD dan Gading Serpong. Untuk berbelanja dan hiburan, tersedia Plaza Serpong, Mal WTC Matahari dan tak lama lagi Serpong Town Square (STS) yang dikembangkan oleh Gapura Prima Grup.

Superblok
Membicarakan kondisi Serpong saat ini dan ke depan kurang pas rasanya bila membahas perkembangan di BSD City. Sebagai leader di kawasan Serpong, BSD City telah mengembangkan 1.400 hektare dari ijin membebaskan 6.000 hektare.
Itu merupakan kombinasi dari areal perumahan (residential), komersial dan industri. Sementara untuk komersial sendiri, yang sudah dibangun baru mencapai 200 hektare dari rencana seluas 1.560 hektare.
Dhony Rahajoe, General Manager Public Service PT BSD, mengemukakan, paling tidak dibutuhkan waktu 14 tahun ke depan sebelum kawasan BSD seluruhnya dikembangkan. Itu pun dengan prasyarat kondisi mirip seperti saat ini dimana politik relatif stabil, suku bunga bank rendah dan daya beli masyarakat meningkat.
Di BSD City dan Serpong, jelas Dhony, komposisi antara residential dan komersial relatif berimbang. Pusat belanja Carrefour, Giant, Makro, Alfa dan fasilitas sekolah Al Azhar, German Centre, dsb, turut meramaikan kawasan itu. Adanya taman kota, instalasi air, pembibitan tanaman, pedes-trian, ikut pula menata BSD sebagai kota yang humanis.
“Tahun ini BSD katanya, akan lebih ekspansif. Tidak kurang dari 30 cluster baru akan diluncurkan, termasuk pusat belanja dan pusat rekreasi,” katanya menjelaskan.
Superblok DeLatinos seluas 80 hektare adalah contohnya. Terdiri dari 12 cluster, superblok ini juga dilengkapi sarana bermain dan rumah-rumah yang bertemakan Meksiko dan Amerika Latin. Termasuk juga superblok The Green (10-12 cluster) dan fasilitas BSD Junction Citywalk (BJC) yang juga akan segera direalisasikan. The Green akan menjadi lifestyle dining, cocok untuk hangout dan tempat makan. Sementara BJC sebagai pusat gallery shop dilengkapi kios-kios yang dapat dijadikan sarana usaha.

Diferensiasi
Pemain besar lainnya di kawasan Serpong adalah Summarecon Serpong yang mengembangkan Gading Serpong Permai. Ingin “mengekor” sukses pengembangan di Kelapa Gading Permai, manajemen Summarecon Serpong intens membangun kawasan hunian dan komersial di Serpong. Di kawasan seluas 400 hektare yang sudah dikembangkan berdiri Pusat onderdil, SPBU, dan Pusat Bisnis Sentra Gading Serpong yang mencakup pasar modern Sinpasa, pusat makanan Salsa Food City dan sentra bursa mobil.
Pihak Summarecon Serpong juga merencanakan membangun Mal Gading Serpong yang kualitasnya dijanjikan tidak kalah dibandingkan Mal Kelapa Gading (MKG).
Johanes Mardjuki, Direktur PT Summarecon Agung Tbk, mengakui pihaknya ingin mengulang sukses dari Kelapa Gading Permai mengingat Gading Serpong adalah aset yang paling mungkin dikembangkan oleh Summarecon Agung di masa mendatang.
“Kita punya strategi tersendiri atau diferensiasi. Caranya, kita ingin mengkopi Kelapa Gading di Serpong ini, tetapi dengan tetap mempertahankan bangunan dan cluster yang asri, nyaman, dan aman,” ujarnya.
Sangat wajar bila perusahaan sebesar Summarecon Agung berinvestasi tidak tanggung-tanggung di Gading Serpong. Kawasan Kelapa Gading diakui oleh Johanes sudah sulit dikembangkan lagi. Ini mengingat dari luas lahan 500 hektare yang dimiliki, yang tersisa hanya sekitar 30 hektare lagi. Pembangunan mal (ada 3 mal yang dimiliki Summarecon di Kelapa Gading) dinilai sudah mencapai titik tertinggi, dan yang paling mungkin hanyalah residential atau apartemen. Sementara di Gading Serpong Permai, perusahaan masih punya lahan ratusan hektare yang bisa diolah dan dikembangkan.
Johanes mengaku sangat gembira bahwa sejauh ini semua produk yang diluncurkan ke masyarakat di Gading Serpong Permai, ludes dibeli. Ia mencontohkan cluster Alexandrite Residence seluas 5,5 hektare saat ini sudah terjual seluruhnya.
“Karena itu kita optimistis masa depan Gading Serpong Permai bakal cerah. Dan tentu saja kawasan Serpong akan turut berkembang pesat,” ucapnya.
Menarik menantikan kiprah dari dua pengembang besar BSD City dan Gading Serpong Permai sebagai motor pengembangan kawasan Serpong. Setidaknya start awal sudah ada.
Di tangan Summarecon Agung, Kelapa Gading menjelma seperti saat ini. Akankah Serpong akan mengikuti jejak Kelapa Gading? Kita tunggu saja. (SH/rudy victor sinaga)

Copyright © Sinar Harapan 2003

2 comments:

Barata Niaga said...

Prihatin atas Kriminalisasi Pasien oleh RS Omni International Alam Sutera.

Terus terang kami menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas kriminalisasi pasien yang dilakukan oleh Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera. Apapun alasan kriminalisasi terhadap pasien tersebut, entah itu (terutama) melalui jalur pencemaran nama baik atau pun alasan lainnya, dipastikan akan menjadi bumerang yang sangat buruk bagi rumah sakit tersebut.

Seperti diketahui, Prita Mulyasari (32) warga Villa Melati Residence Serpong, Tangerang Selatan yang memiliki anak masing-masing 3 tahun dan 1 tahun 3 bulan mengeluh atas pelayanan Rumah Sakit Omni International Alam Sutera (dikelola oleh PT Sarana Mediatama International).

Keluhan Prita sebenarnya adalah pengalaman pribadinya sendiri ketika berobat di rumah sakit internasional tersebut. Namun karena merasa dipingpong dan tidak mendapat jawaban yang memuaskan soal penyakitnya, Prita kemudian mengirimkan email kepada sahabatnya, yang kemudian menyebar luas di berbagai mailing list.

Pihak rumah sakit rupanya marah dan mengadukan masalah ini kepada pihak yang berwajib. Akibatnya Prita yang masih menyusui anaknya itu dijebloskan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Tangerang, sejak pertengahan Mei 2009.

Pertanyannya, pantaskan rumah sakit mengadukan pasiennya, padahal dia mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari pasien ? Bukanlah jika keluhan kecil dari Prita jika ditanggapi secara professional, tidak akan menimbulkan keluhan yang lebih besar ? Bukankah respon yang dilakukan oleh pihak RS Omni Internasional bisa merusak citra rumah sakit secara keseluruhan ?

Kami salut dan memberikan penghargaan yang baik terhadap Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) dan Dewan Pers yang mengangap bahwa penanganan RS Omni International Alam Sutera terhadap keluhan Prita terlalu berlebihan. Mudah-mudahan, kasus yang buruk seperti ini hanya yang pertama dan yang terakhir yang dilakukan oleh rumah sakit.

Pada kesempatan yan baik ini kami menghimbau agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari untuk turun tangan menangani persoalan rakyat ini. Bahkan jika perlu, para aktifis konsumen, aktifis perempuan dan anak, serta lembaga bantuan hukum untuk rakyat segera melakukan koordinasi dan komunike bersama untuk menuntaskan persoalan ini secara lebih adil dan lebih beradab.


Barata Nagaria
Koordinator
Solidaritas Anti Kriminalisasi Pasien Indonesia (SAKPI)
http://anti-kriminal.blogspot.com
email : barata.nagaria@yahoo.co.id

... said...

visit http://gadingserpongproperty.blogspot.com

Feeds





Who links to my website?